Penerimaan dan Pendistribusian Barang
PENERIMAAN
BARANG
A. Pengertian
Penerimaan Barang
Penerimaan barang
adalah menerima fisik barang dari pabrik, prinsipal atau distributor yang
disesuaikan dengan dokumen pemesanan dan pengiriman dan dalam kondisi yang
sesuai dengan persyaratan penanganan barangnya.
Didalam aktifitas
penerimaan barang ini terdapat 3 point penting yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan lainnya:
–
Fisik barang yang diterima
–
Dokumentasi
–
Cara penanganan barang
1. Fisik
Barang Yang Diterima
Bentuk fisik barang yang harus dapat dirasa, diraba
atau dilihat langsung. Penerimaan yang bukan berupa fisik barang dapat
menyebabkan perbedaan proses dan hasil yang akan dicapai. Pada umumnya hasilnya
adalah negatif. Jika ada penerimaan tanpa harus menangani fisik barangnya, maka
perlu dilakukan proses tambahan untuk memastikan keabsahan proses tersebut.
Prinsip penerimaan barang adalah menerima fisik
barang secara langsung. Bukan hanya dokumennya saja.
Secara fisik, barang dapat dilihat, diraba/dirasa
dan dapat dibandingkan dengan dokumen pengantaran.
–
Pengecekan acak atau keseluruhan kondisi
isi kemasan
–
Tanggal Kadaluarsa barang, nomor batch
–
Kuantitas barang vs dokumen
2. Dokumentasi
–
Dokumen
Pendamping
barang yang secara fisik dapat dibaca dan dicocokan dengan barang yang
dikirimkan.
–
Dokumen pemesanan
Barang diterima berdasarkan adanya
dokumen yang mendasari berapa barang yang harus diterima, jenis barangnya apa
dan untuk memastikan bahwa barang yang diterima adalah sama dengan barang yang
dikirimkan.
–
Dokumen yang diperlukan minimal dokumen
pengiriman (DN (Delivery Note), DO (Delivery Order), Packing List atau Surat
Jalan).
–
Akan lebih baik jika dokumen Pemesanan
(PO-Purchase Order) dilampirkan juga.
3. Cara
Penanganan Barang
v Persyaratan
penanganan
Kondisi
khusus yang harus disiapkan pada saat barang tsb diterima. Apakah perlu
ditangani pada suhu/temperatur khusus atau perlu dilakukan penanganan khusus
dikarenakan faktor beratnya, tingkat kesulitannya atau masalah lainnya.
–
Tangani barang sesuai dengan siklus
hidupnya
–
Gunakan peralatan yang sesuai
–
Pahami aturan keselamatannya
Dalam kegiatan
administrasi penerimaan sarana kantor biasanya beberapa dokumen sebagai berikut
:
1.
Bukti penerimaan barang.
2.
Laporan penerimaan barang (receiving
report).
Laporan
penerimaan barang adalah sebuah dokumen yang berisi informasi tentang rincian
barang yang diterima, yang mencakup tanggal diterima, nama pengirim, nama
pemasok dan nomor order pembelian.
B. Tahap
Penerimaan Barang
Tahapan Penerimaan Barang, anatar lain:
1. Masuk
gudang.
2. Parkir
dan antri.
3. Bongkar
muat di loading dock.
4. Penyusunan
barang bongkaran.
5. Pengecekan
barang vs dokumen.
6. Pemasukan
data kedalam system.
7. Legitimasi
dokumen.
8. Keluar
gudang.
C. Prosedur
Penerimaan Barang
Departemen penerimaan
barang menerima barang bersama-sama dengan slip pengepakan, selanjutnya
mencocokkan barang yang diterima dengan arsip order pembelia, memeriksa kondisi
fisik barang, menghitung kuantitas dan mengentry data penerimaan kekomputer.
–
Mengadministrasikan penyimpanan barang
sarana kantor
Setelah
menerima laporan penerimaan barang bersama-sama barangnya dari departemen
penerimaan barang, gudang akan memeriksa dan menghitung barang, kemudian
menandatangani laporan penerimaan barang dan meneruskan laporan tersebut ke
bagian utang.
Dalam kegiatan penerimaan barang ada 3
kemungkinan yang dihadapi :
1. Menerima
barang dalam jumlah berbeda dengan jumlah yang dipesan.
2. Menerima
barang yang rusak.
3. Menerima
barang dengan kuantitas rendah.
Kegiatan
yang menyangkup pemindahan barang dan tanggung jawab dari instansi atau
pemegang yang satu kepada instansi atau pemegang yang lain. Pendistribusian
atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung
jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang
itu.
Dalam
prosesnya ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu ketepatan barang yang di
sampaikan, baik jumlah maupun jenisnya, ketepatan sasaran penyampaiannya,
ketepatan kondisi barang yang di salurkan.
Dalam
rangka itu paling tidak 3 langkah yang sebaiknya di tempuh oleh bagian
penanggung jawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu penyusunan alokasi barang,
pengiriman barang dan pengerahan barang.
PENDISTRIBUSIAN
BARANG
A. Pengertian
Pendistribusian Barang
Kegiatan yang
menyangkup pemindahan barang dan tanggung jawab dari instansi atau pemegang yang
satu kepada instansi atau pemegang yang lain. Pendistribusian atau penyaluran
perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab
penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu.
Dalam
prosesnya ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu ketepatan barang yang di
sampaikan, baik jumlah maupun jenisnya, ketepatan sasaran penyampaiannya,
ketepatan kondisi barang yang di salurkan.
Dalam
rangka itu paling tidak 3 langkah yang sebaiknya di tempuh oleh bagian penanggung
jawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu penyusunan alokasi barang, pengiriman
barang dan pengerahan barang.
B. Langkah
Pendistribusian Barang
1. Penyusunan
Alokasi
Untuk
menghindari pemborosan dalam pembagian atau pendistribusian barang sehingga
merata dan seimbang dengan kebutuhan pemakainya masing- masing, maka perlu
disusun alokasi kuantitas dan frekuensi pendistribusiannya, sehingga sungguh-
sungguh dapat menunjang kegiatan instruksional.
Dalam penyusunan
alokasi barang tersebut perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu penerimaan
barang, waktu penyerahan barang, jenis barang, jumlah barang dan kegunaan atau
keperluan barang.
2. Pengiriman
Barang
Pengiriman
barang dari pusat- pusat penyalur barang perlu memperhatikan beberapa hal,
yaitu cara pengiriman, pengemasan, pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran.
3. Penyerahan
Barang
Dalam penyerahan barang hendaklah tidak
dilupakan untuk mengisi daftar penyerahan barang, surat pengantar, tanda
terima, biaya pengiriman dan lain sebagainya.
Barang yang telah di terima di
inventarisasikan oleh panitia pengadaan, setelah kebenarannya di periksa
berdasarkan daftar yang ada perlu surat pengantar, tidak berarti semua personil
sekolah bisa menggunakan secara bebas. Barang – barang tersebut perlu di atur
lebih lanjut untuk memudahkan pengawasan dan pertanggung jawaban. Apabila
pendistribusiannya tidak di atur dengan sebaik-baiknya, pengelolaan
perlengkapan sekolah akan mengalami kesulitan dalam membuat laporan pertanggung
jawabannya.
Dalam kaitan dengan perihal di atas, perlu adanya
penyusunan alokasi pendistribusian. Dengan terlebih dahulu di lakukan
penyusunan alokasi pendistribusian barang-barang yang telah di terima oleh
sekolah yang dapat di salurkan sesuai dengan kebutuhan barang pada bagian –
bagian sekolah, dengan melihat kondisi, kualitas, dan kuantitas barang yang
ada. Semakin jelas alokasinya, semakin jelas pula pelimpahan tanggung jawab
pada penerima. Dengan demikian pendistribusian akan lebih mudah di laksanakan
dan di kontrol setiap saat. Tujuan akhir penyusunan alokasi tersebut pada
akhirnya adalah untuk menghindari pemborosan yang seharusnya tidak terjadi.
C. Arus
Dokumen
Adapun arus dokumen
pada aktifitas pengiriman dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
1. Bagian
gudang menerima 3 lembar bukti permintaan dan pengeluaran barang (BPPBG).
2. Proses
pengkajian dan mengisikan kuantitas barang sesuai dengan BPPBG.
3. Lembar
1 bersambung kebagian akuntansi dan dicatat pada kartu gudang.
4. Lembar
2 dikirimkan kebagian pengiriman barang bersamaan dengan barang pesanan.
5. Lembar
3 dijadikan arsip permanen berdasarkan urutan nomor.
Terimakasih.... Membantu sekali dalam pembelajaran saya
BalasHapusTerimakasih
BalasHapus